Keresahan dan Hambatan Traveller +++

                                                    

Traveller? "enak banget bisa jalan-jalan" ; "jalan-jalan mulu" ; "banyak duit nih makannya liburan terus" ; "jangan lupa oleh-oleh" ; "fotoin tulisan namaku dong pas dapet pemandangan bagus" ; "hidupmu enak banget" ; "hidupmu santai banget sampe keburu liburan pas dimusim gak liburan", dan lain sebagainya, itu beberapa bacotan yang sering aku denger setiap aku memposting cerita perjalananku di media sosial. 

Ya memang kalau kita melihat postingan teman kita di sosial media yang isinya jalan-jalan mulu, memberikan kesan bahwa hidupnya memang sedang jalan-jalan. Haha lucu ya orang-orang ini, padahal instagram/twitter/tiktok atau sosial media apapun itukan kepelimikan pribadi si pemilik akun itu, tidak ada perjanjian dengan pihak sosial media saat membuat akun, kalau kita harus membuat postingan setiap hari atau postingan setiap kita melakukan sesuatu. Yang artinya si pemilik akun bebas memilih konten mana yang mau ia bagikan dan yang ia simpan sendiri sebagai kenangan pribadi.

Terkadang memang kita terlalu mudah men-judge sesuatu karena mereka berbeda dari kita, karena mereka memiliki ideologi atau prinsip lain, bahkan terkadang berbeda pilihan pemimpin saat pemilu saja bisa di judge. HAHA

Yang mungkin kalian tidak sadar atau tidak tahu, dibalik indahnya feeds instagram akun jalan-jalan ada hal yang harus dikorbankan. Saat kita memilih untuk berpergian kita secara tidak langsung juga telah menaruhkan nyawa kita pada sesatu yang diluar kendali kita, semua kemungkinan buruk itu bisa saja terjadi pada kita saat berpergian, namun yang mungkin dipikirkan oleh para traveller adalah "dirumah saja aku juga belum tentu aman" atau sekedar kata sederhana namun memiliki makna dalam untuk beberapa orang, yaitu "aku tidak mau menyesal". \

Yup, aku pun juga selalu berfikir begitu saat ada kesempatan pergi namun banyak keraguan, "aku tidak mau menyesal" selalu berhasil membuat aku berani membeli tiket untuk berpergian. Karena menurutku masalah setiap traveller hanya dua yang pasti yaitu WAKTU dan BUDGET. Kalau ada masalah lain seperti Keberanian atau Izin orang tua itu tidak menjadi masalah setiap traveller, tapi WAKTU dan BUDGET? Tentu menjadi masalah utama. Karena kita sering dihadapkan dengan kondisi yang bertolah belakang pada dua hal ini seperti,

1. PUNYA UANG BANYAK tapi GAPUNYA WAKTU karena sibuk mengejar deadline, target, dan kesibukan lainnya.

2. GAPUNYA UANG untuk liburan tetapi PUNYA BANYAK WAKTU karena gak ada kesibukan yang bisa memenuhi cashflow bulanan kita.

Dua kejadian itu sering banget muncul secara berkala di kehidupan setiap orang, termasuk aku. Usia yang menuntut untuk bekerja, menyelesaikan kuliah, dan mulai menata masa depan membuat waktu ku untuk liburan sudah tidak sebanyak seperti masa SMA atau awal kuliahku. Namun tentu saja dari dua pilihan itu selalu ada yang bisa dipilih. 

1. Untuk kalian yang berada di kondisi pertama, sisihkan rutin pendapatan kalian untuk travelling, BEDAKAN DENGAN UANG TABUNGAN ATAU DANA DARURAT, hal ini agar saat kalian mendapatkan celah atau waktu untuk liburan kalian sudah tidak bingung dan ragu mengambil uang tabungan,

2. Untuk kalian yang berada di kondisi ke dua, kalian bisa memanfaatkan skill kalian untuk tetap liburan dengan budget minim atau bahkan tanpa budget sama sekali. Bangun personal branding kalian sesuai skill kalian yanng berhubungan dengan travelling, entah menulis, fotografi, atau social media infuelncer dan lain sebagainya. 

Intinya dari dua solusi yang akutawarkan di atas adalah sama. Temukan CELAH disetiap masalah, dan AMBIL RESIKO nya.

Jadi pilih kejadian yang sesuai dengan kondisimu dan temukan jalan keluar nya untuk TETAP MENAPAK JEJAK DAN TETAP MEMBUAT KENANGAN DI TEMPAT LAIN. 


HAPPY TRAVELLING GUIS!!!

salam. RAA



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penanggungan Untuk Pendaki Pemula

Tapak Jejak Kawah Gunung Kelud

Pergi dan Kembali Daerah Istimewa Yogyakarta