Telisik Budaya Suku Sasak

Suku Sasak merupakan suku asli pulau lombok, mereka tinggal di beberapa desa salah satunya Desa Sade. aminstraim memang, nama desa ini sudah viral sejak beberapa tahun lalu, namun apa salahnya berkunjung untuk mengenal masyarakat asli pulau ini. suku sasak yang tinggal di desa sade dengan luas desa sekitar 3 hektar berjumalh sekitar 700 orang dengan 150 kk yang ditandai dengan 150 rumah. masyarakat sasak memiliki beberapa jenis pekerjaan diantaranya, bertani, berkebun kopi,menennun, dan menjadi tour guide. ya jika kalian hendak mengunjungi desa sade kalian harus didampingi oleh tour guide lokal dan kalian akan di ceritakan bagaimana budaya dan tradisi desa sade tersebut. menenun merupakan hal yang wajib bagi warga perempuan suku sasak. pada usia 8 tahun para anak-anak perempuan wajib memulai belajar menenun dan mereka tidak diperbolehkan menikah jika mereka tidak bisa menenun. 

Bangunan di desa sade ada beberapa jenis, ada balai pertemuan seperti balai desa di bagian depan desa sade, lalu ada beberapa toko yang menjual barang hasil buatan masyarakat desa sade, ada masjid, dan ada tempat penyimpanan padi. nah untuk tempat penyimpanan gabah ini dibuat tingkat yang menyimpan adalah kaum laki-laki dan yang mengambil adalah ibu-ibu, anak perempuan tidak boleh mengambil padi karena dipercaya jika mengambil maka mereka akan mandul. karena saat membuat bangunan tersebut terdapat acara yang sakral. selain itu juga ada rumah-rumah warga yang terdiri dari 3 jenis bangunan, bale bonter, bale tani dan rumah yang bale kodong. bale tani adalah rumah yang umum di desa sade. di dalamnya terdapat 3 anak tangga yang dulunya dipakai untuk ibadah namun saat ini sudah tidak terpakai. lalu bale bonter adalah rumah yang ukurannya besar disini terdapat 4 kamar, sedangkan bale kodong adalah rumah yang isinya hanya kamar dan rumah ini biasanya dipakai untuk lansia agar memudahkan mereka jika ingin ke kamar mandi atau beraktivitas. untuk kamar mandi sendiri mereka saling berbagi. jadi satu kamar mandi bisa dipakai 2 kk. untuk alas rumahnya mereka tidak memakai semen namun memakai tanah liat yang dicampur dengan sekam. dan membersihkannya dengan kotoran kerbau dicampur sedikit air. lalu saat kering di sapu dan digosok dengan batu. fungsi membersihkan dengan cara ini adalah agar lantainya tetap kuat dan lebih halus. masyarakat suku sasak membersihkan rumah seminggu sekali dan saat ada acara tertentu. semua bangunan dei desa sade menggunakan dinding dari anyaman bambu dan tiangnya menggunakan kayu, sementara atapnya dengan alang-alang kering. dan atapnya dibuat pendek agar saat orang lain masuk menunduk dan menandakan menghargai pemilik rumah

di desa ini juga terdapat temoat yang unik yang mereka sebut dengan pohon cinta. disebut pohon cinta karena tempat inilah yang biasa dipakai untuk janjian para muda-mudi untuk bertemu. dan untuk pernikahan suku sasak memiliki tradisi yaitu diculik atau dibawa lari. kalau diculik berarti pihak wanita tidak menyukai pihak laki-laki sehingga diculik selama 3 hari dan saat kembali mereka harus menikah. sedangkan tradisi dibawa lari pihak wanita memang menyukai pihak laki-laki lalu dibawa lari selama satu malam dan besoknya menikah. suku sasak menentang adat melamar atau tunangan, bahkan jika itu terjadi maka pihak keluarga perempuan merasa tidak dihargai. dan masyarakat suku sasak menikah dengan warga asli nya, jarang dari mereka yang menikah dengan orang luar. kalaupun menikah dengan orang luar maka pihak perempuan wajib menerima kerbau dan mahar. sedangkan jika menikah dengan sesama warga desa sade maka cukup mahar dan juga 25 kain tenun, namun kain disini tidak diberikan kepada pihak perempuan melainkan hanya dipakai untuk upacara lalu dikembalikan kembali, maka dari itu biasanya mereka saling meminjamkan. 

desa sade saat ini sudah terjamah listrik, namun sebelum itu mereka menggunakan lampu tradisional seperti oblek dari kerang. lampu ini masih ada di rumah warga karena dipakai saat ada upacara atau acara tradisional. untuk bahasa mereka menggunakan bahasa sasak yang hampir mirip dengan bahsaa jawa, namun jika ada turis lokal mereka menggunakan bahasa indonesia. ini beberapa dokumentasi saya di desa sade












happy travelling guis !!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penanggungan Untuk Pendaki Pemula

Tapak Jejak Kawah Gunung Kelud

Pergi dan Kembali Daerah Istimewa Yogyakarta