Pendakian Pasca Pandemi - edisi new normal

    Selama lebih dari 6 bulan menjalani #stayathome animo untuk jalan-ajaln meningkat drastis, mungkin karena merasa terpenjara slama lebih dari setengah tahun membuat rasa jenuh meningkat sehingga meningkatkan juga antusias untuk #kembaliberwisata. Beberapa tempat wisata pun "nekat" buka dengan beberapa aturan "new normal" untuk para pengunjung. Salah satunya wisata pendakian, selama masa pandemi bukan hanya tempt wisata "komersil" yang tutup, namun juga tempat wisata alam pendakian baik dari gunung-gunung yang sudah terkenal sampai gunung-gunung yang tidak terlalu terkenal pun juga menutup akses nya, hal ini karena tidak ada jaminan wisata alam pendakian untuk tidak menjadi cluster baru persebaran covid-19 mengingat antusias warga +62 yang menggebu-gebu untuk mendapat hiburan selama masa karantina dirumah aja. Beberapa gunung pun memperketat proses perizinan nya untuk para pengunjung, selain harus mendapatkan data lengkap dari setiap pengunjung dari perizinan secara online juga dengan menerapkan standar protokol kesehatan yakni memakai masker, cek suhu dan mencuci tangan. 

    Namun ternyata proses perizinan yang semkakin diperketat dan juga jumlah massa yang di perkecil membuat banyak pendaki melakukan perizinan ilegal, hal ini semata hanya untuk mendapat kepuasan secara batin tanpa perlu ribet mengurus perizinan. Namun untuk para pendaki yang merasa malas dengan perizinan online yang dirasa "ribet" karena yang biasanya untuk berkunjung ke dataran tinggi bisa secara spontan sekarang harus terjadwal jauh-jauh hari, tidak perlu risau, karena tidak semua dataran tinggi menerapkan perizinan online, ada beberapa tempat wisata pendakian yang masih menerapkan perizinan langsung di lokasi, salah satunya yakni wisata alam Bukit Watu Jengger. ya mungkina karena sudah terkenal akses nya yang sulit untuk hanya sampai di parkiran motor nya membuat pihak pengelola Bukit Watu Jengger tidak merasa ada urgensi untuk menerapkan perizinan online. Perizinan dapat dilakukan secara langsung dengan membayar biaya retribusi sebesar 11.000/kepala dan juga 6.000 untuk parkir kendaraan roda dua. Namun bukan berarti pengelola Bukit Watu Jengger tidak menerapkan standar protokol kesehatam karena di loket masuk nya pun tetap menerapkan protokol kesehatan dengan disemprot disinfektan.

    Bukit Watu Jengger terletak di Desa Nawangan, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Puncak Bukit Watu Jengger sendiri berada di ketinggian 1100 mdpl. Karena ketinggian nya yang tidak terlalu tinggi, bukit watu jengger cocok untuk dijadikan pendakian pertama. Pendakian di Bukit Watu Jengger menurut saya pribadi adalah pendakian yang paling menyenangkan, karena jalanannya yang tidak sulit, dan tidak terlalu terjal. suasana yang saya dapat waktu itupun juga sangat menenangkan, mungkin juga karena saya datang saat Minggu Sore, dimana saat pendaki lain sudah pada pulang, sehingga suasana nya terasa lebih privat dan esensi "me time" nya dapat, juga didukung dengan cuaca hari itu yang sangat bersahabat, langit senja yang tidak malu menampakkan kecantikannya sore itu membuat pendakian terasa lebih ringan. 

    Vegetasi di bukit watu jengger sama seperti beberapa gunung kebanyakan, setelah melewati loket masuk jalanan di kelilingi oleh pohon-pohon namun tidak begitu rindang, hingga memasuki area hutan yang jalannya mulai menanjak. Area hutannya tidak terlalu panjang, setelah keluar dari area hutan vegetasinya hanya rumput-rumput raksasa yang tumbuh secara liar. Dan karena Watu Jengger adalah wilayah perbukitan maka jalanan nya pun seperti mendaki gunung menuruni lembah hingga sampai di Puncak Bukit Watu Jengger (karena bukit terakhir). Pemandangan yang dinikmati bukan hanya kecantikan langitnya namun juga deretan pegunungan hijau lainnya disekitar Bukit Watu Jengger ikut menyulap salah satu lukisan Tuhan sore itu hehe

   ini beberapa dokumentasi saya selama di bukit watu jengger bersama teman-teman











Happy Travelling Guis

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penanggungan Untuk Pendaki Pemula

Tapak Jejak Kawah Gunung Kelud

Pergi dan Kembali Daerah Istimewa Yogyakarta