Arah - Menemukan Tujuan

    


     Aku selalu berfikir bahwa membicarakan sebuah hal yang masih "rencana" itu pamali, gimana kalau "rencana" itu tidak terlaksana, entah karena kita terlalu sombong saat menceritakannya, karena terlalu percaya diri  tidak akan berbuah manis, yang ada kita dibuat malu diatas panggung. Tapi tulisan ini hanya sebuah tulisan tersirat dari apa yang aku rasakan, aku mengalaminya namun belum tuntas pengalamanku. Sebentar, kalau kalian ingin mendengar cerita perjalanan ku tulisan ini akan mengecewakan untuk kalian, tulisan ini murni keluar dari kepalaku begitu saja sesaat setelah aku mendapatkan hal yang hebat dalam hidupku. Mungkin orang lain sudah mendapatkan hal ini lebih awal, atau mungkin lebih terlambat dari aku, kapanpun kalian mendapatkan hal ini, aku tidak akan berkomentar, karena aku yakin semua punya waktunya sendiri, jika sudah mendapatkan mari mengukir langkah bersama, jika belum. SABAR, jangan terburu-buru jangan menyalahkan siapapun dan jangan murka, ingat SEMUA ADA WAKTUNYA.

    Baiklah cerita ini nggak akan panjang, aku janji. Cerita ini ditulis di hari pertama ramadhan 2021. Tepatnya tanggal 13 April 2021. Sambil menunggu adzan maghrib aku mengambil sebuah buku "Proelium" judulnya, karya edelweisbasah, aku suka dengan gaya penulisannya, aku suka membaca buku travelling tapi yang dibawakan dengan gaya cerita ringan, tidak hanya memberikan informasi lokasi wisata. Namun buku dengan genre seperti ini sangat jarang. Ada juga sih karya dari penulis yang juga legendaris di era milenial, karya Bung Fiersa, namun dari karya beliau hanya dua buku yang aku sukai dan itupun keduanya berhubungan yaitu kisah beliau saat berkeliling Indonesia. Oke aku tidak akan bercerita tentang bukunya. Jadi setelah membaca buku edelweisbasah, ada satu kisah yang menarik perhatianku, kisah seseorang yang mengadu nasib di Kota orang lain sendirian, proses dia bertahan hidup hingga bisa hidup dengan layak di kota tersebut dikisahkan hanya di dua halaman saja. Setelah membaca cerita itu terbesit difikaranku "kenapa orang begitu berani mengadu nasibnya?" dan juga "bagaimana dengan aku? apakah dengan kondisiku sekarang aku merasa yakin dengan masa depanku?". 

    "KARIR" itu adalah "hal" yang aku bicarakan dari awal tulisan ini dimulai. Aku baru saja lulus dari bangku kuliah, dengan gelar yang sekarang bertengger dibelakang nama marga keluargaku, membuat bebanku semakin bertambah. Semenjak lulus banyak berseliweran lowongan pekerjaan dihadapanku, dari yang aku minati sampai yang "pokoknya ada lamaran" semua aku kirimi CV ku, tak henti juga aku berdoa minta diberi petunjuk oleh-Nya. Setiap aku mengirim CV, ada yang menggelitik dihatiku selalu berbisik "yakin ini jalannya". Sambil menunggu jawaban dari CV ku, aku juga mulai berbisnis, aku juga magang disalah satu kantor yang berbeda jalan dengan jurusanku. Dari semua hal yang aku lakukan selama hampir satu tahun, masih saja aku belum menemukan jelas kemana sebenarnya aku melangkah. Banyak sekali keraguan setiap mau memulai sesuatu hal yang baru, entah itu untuk berkarir atau hanya untuk menambah passion. 

    Mungkin juga banyak dari kalian yang ragu, takut, atau mungkin belum kepikiran karena masih SMA atau masih nyaman dengan bangku kuliah. Aku ingin berbagi kisahku. Malam ini aku mendapat jawaban itu, sekilas namun terlihat jelas bagaimana aku mau melangkah. Untuk kali pertama dalam hidupku aku merasakan getaran di dada saat memikirkan apa yang aku mau. Selama ini aku melakukan banyak hal yang menurutku saling tidak berhubungan. Aku suka menulis, aku suka melakukan perjalanan, aku suka berbisnis, aku suka mengambil momen, dan aku suka bercerita,ngobrol. Kemarin aku masih belum tau dari kesukaan-kesukaan yang aku lakukan selama ini sebenarnya mau kemana aku, tapi aku terus melakukannya hanya karena aku suka. Tetapi hari ini aku tau kemana Allah menggiringku, entah benar atau salah, aku juga tidak akan menjabarkan dengan jelas arah yang ditunjukkan oleh-Nya secara jelas di tulisan ini. Karena balik lagi pamali hehe

    Point dari tulisan ini adalah, mungkin kalian yang membaca pernah ada di titik fahira kemarin yang masih belum tau mau kemana melangkah. Kalian hanya menjalankan rutinitas hanya karena sebuah keharusan. Aku hanya ingin bilang "jalani saja apa yang seharusnya kalian lakukan itu, sambil menunggu jawaban dari doa mu, jangan berhenti untuk mencari segala kemungkinan, berkarir hanya tentang kesempatan, kualitas diri, dan keberanian. Jika ketiganya hadir diwaktu yang bersamaan, maka InsyaAllah itu adalah jawabannya". Jika kalian sudah mendapatkan jawabannya jauh sebelum aku menemukan, aku ingin mengucapkan "Selamat karena akhirnya kamu telah menemukan apa yang kamu mau, apa tujuanmu untuk hidup, selamat aku ikut bahagia untuk itu. Sudah sampai mana kamu melangkah? bolehkan kita berbagi cerita? mungkin arah kita berbeda, namun aku yakin banyak pelajaran yang kamu dapat dalam proses arah tujuanmu, aku yang baru mau memulau ke arah tujuanku hanya ingin berhati-hati dalam melangkah"

Nikmati waktumu, mengalir seperti air namun kenali arah arusmu, jangan sampai kamu masuk keselokan :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penanggungan Untuk Pendaki Pemula

Tapak Jejak Kawah Gunung Kelud

Pergi dan Kembali Daerah Istimewa Yogyakarta